Bulan ini kita disuguhkan sebuah Film epik yang
menarik yang berjudul Sang Kiai. Adapun yang dimaksud Sang Kiai dalam judul
tersebut tidak lain adalah Hasyim Asy'ari. Keilmuan dan akhlaknya yang tinggi
membuat beliau digelari oleh para ulama sebagai Hadratussyaikh yang
artinya mahaguru atau maha ulama. Ini adalah film yang sangat rekomendasi untuk
ditonton karena menceritakan seorang ulama yang terkemuka di negeri ini.
Jasanya sangat besar dalam perjalanan bangsa ini.
Untuk
melengkapi pandangan Anda tentang sosok Sang Kiai, tak lengkap kiranya jika
tidak membaca buku yang berjudul Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari karya
Zuhairi Misrawi. Buku ini mengajak kita untuk memahami sejarah, teks, konteks
maupun aktualisasi dari pemikiran Hasyim Asy'ari.
Sepenggal
cerita berikut ini dapat memberikan gambaran bagaimana akhlak dan budi luhur
sang kiai:
Pada tahun
1943, Kiai Hasyim Asy'ari sakit demam berat. Putranya meminta ayahnya
melaksanakan shalat di rumah saja. Tetap ia menolak dan tetap pada pendiriannya
untuk shalat di Masjid. Kiai Hasyim Asy'ari berkata,"Ketahyuilah anaku,
bahwasanya ap neraka Tuhan itu lebih panas dari pada demamku." Kemudian,
adiknya bertanya," Di manakah anggota badan yang terasa sakit?" Kiai
Hasyim berkata, "Tiada sebab penyakitku aku menangis dan tidak pula karena
takut mati atau berat berpsah dengan sanak keluarga dan anak-istri. Akan
tetapi, sebab aku merasa belum mempunyai amal saleh sedikitpun dan masih banyak
perintah Tuhan yang belum dapat aku kerjakan. Alangkah malu dan takut saja
menghadap Tuhan dengan tangan hampa, tiada mempunyai amal kebajikan sedikitpun.
Itulah sebabnya aku menangis."
Bersama
ulama terkemuka lainnya, Hasyim Asy'ari mendirikan Nahdhatul Ulama (NU) pada
tanggal 31 Januar 1926, sebagai gerakan moderat yang menggabungkan gagasan
keumatan dengan ide kebangsaan.
Buku yang
kita bicarakan ini, merupakan buku pertama yang membedah pemikiran Sang Kiai
berdasarkan empat buku karyanya:
- Risalah ahlis-Sunnah wal Jama'ah: fi Haditsil mawta wa Asyrathis-Sa'ah wa baya Mafhumis-sunnah wal Bid'ah
- AlNurul Mubin fi Mahabbati Sayyid al-Mursalin
- adab Al'alim wal Muta'allim fi Maqamati Ta'limihi
- al-Tibyan: fin Nahyi 'an Muqatha'atil Arham Wal Aqarib wal Ikhwan.
Tentang
Penulis Buku
Zuhairi
Misrawi, lahir 5 Februari 1977 di Sumenep di ujung timur pulau garam,Madura.
Alumnus Pondok Pesantren TMI al-Amien, Prenduan, Sumenep Madura (1990-1995). Pernah
menjadi santri Perhimpunan Penghafal Al-Qur'an (Jam'iyyah Tahfidzil Qur'an)
(1989-1990). Melanjutkan pendidikan tinggi di Departemen Akidah-filasafat,
fakultas Ushuluddin, Universitas Al-Azhar, Kairo Mesir (1995-2000). Tahun 200
kembali ke tanah air, ia langsung aktif di Lembaga Kajian dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia (LAKPESDAM NU) sebagai koordinator Kajian dan Penelitian
(2000-2002). Kini aktif sebagai ketua Moderate Muslim Society, Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar